Pages
Data 7 Striker Terbaik Sepanjang Masa
Josep Guardiola
Josep "Pep" Guardiola (lahir di Santpedor, Barcelona, Catalunya, Spanyol, 18 Januari 1971; umur 41 tahun) merupakan seorang mantan pemain sepak bola Spanyol, yang kini menjadi pelatih sepak bola. Ia dahulu berposisi sebagai gelandang bertahan. Saat ini ia melatih Barcelona. Ia juga pernah bermain untuk tim nasional Spanyol dan tim nasional Catalunya.
Karier
Klub
Josep Guardiola pernah bermain untuk Barcelona B, Barcelona, Brescia, Roma, Al-Ahli, dan Dorados. Sepanjang karier klubnya, ia bermain 378 kali dan mencetak 17 gol.Internasional
Josep Guardiola pernah bermain untuk tim nasional U-21 Spanyol, tim nasional utama Spanyol, dan untuk tim nasional Catalunya. Di tim nasional utama Spanyol, ia bermain 47 kali dan mencetak 5 gol. Ia turut membawa Spanyol juara pada Olimpiade Barcelona 1992.Kepelatihan
Pada musim 2007–2008, Josep Guardiola melatih tim Barcelona B. Pada 8 Mei 2008, Joan Laporta, presiden FC Barcelona mengumumkan bahwa Josep Guardiola akan menggantikan Frank Rijkaard sebagai pelatih tim utama Barcelona. Guardiola menandatangani kontrak pada 5 Juni 2008.Pada musim awal kepelatihannya, Barcelona berhasil mengakhiri musim dengan meraih tiga gelar sekaligus (treble), yaitu: La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions. Selain itu, Barcelona menjadi tim tersubur di antara jajaran liga-liga terbaik Eropa dengan mencetak sekitar 150 gol di semua kompetisi.
Guardiola tercatat sebagai pelatih terbaik sepanjang sejarah Barcelona dengan 12 trofi dalam kurun waktu tiga tahun melatih.[rujukan?]
Rumor Pindah Klub
Guardiola hanya sepakat tanda tangan perpanjangan hingga musim 2011-12 berakhir. Namun diluar itu, spekulasi masa depannya terus berkembang. Belakangan, dua klub raksasa, Chelsea dan Inter Milan agaknya tertarik untuk menggunakan jasa Guardiola yang dianggapnya moncer selama menangani Barca.Gelar
Pemain
- Barcelona
- La Liga (6): 1990–1991, 1991–1992, 1992–1993, 1993–1994, 1997–1998, 1998–1999
- Copa del Rey (2): 1996–1997, 1997–1998
- Piala Super Spanyol (4): 1991, 1992, 1994, 1996
- Piala Eropa (1): 1991–1992
- Piala Winners UEFA (1): 1996–1997
- Piala Super UEFA (2): 1992, 1997
- Spanyol
- Individu
- Penghargaan Bravo: 1992
- Tim pilihan Piala Eropa UEFA: 1992, 2000
- Pemain terbaik Spanyol pada Olimpiade: 1992
Pelatih
- Barcelona B
- Barcelona
- La Liga (3): 2009, 2010, 2010-11
- Copa del Rey (1): 2009
- Piala Super Spanyol (2): 2009, 2010
- Liga Champions UEFA (2): 2008-09, 2010-11
- Piala Super UEFA (1): 2009
- Piala Dunia Antarklub FIFA (1): 2009
- Individu
- Pelatih Klub Terbaik IFFHS (1): 2009
- Pelatih Terbaik Penghargaan Don Balón (2): 2009, 2010
- Pelatih Eropa Terbaik Onze d'Or (1): 2009
- Pelatih Terbaik Trofi Miguel Muñoz (2): 2009, 2010
- Manajer Terbaik Dunia World Soccer Magazine (1): 2009
- Pelatih Terbaik Tim Terbaik UEFA (1): 2009
- Pelatih Terbaik menurut LFP (1): 2009
- Penghargaan Catalunya (1): 2009
Charlton: Fergie Pelatih Jenius
Charlton merupakan salah satu sosok yang turut berperan dalam membawa pelatih asal Skotlandia itu ke Old Trafford. Dia merekomendasikan nama Ferguson sebagai pengganti Ron Atkincon pada November 1986.
Sebenarnya, awal karier seorang Fergie tidak terlalu lancar di United. Dia sempat gagal mempersembahkan gelar juara dalam kurun waktu tiga tahun. Bahkan, manajemen sempat berpikir untuk memecatnya ketika itu.
Namun, Charlton membantah berita itu dan menegaskan klub selalu memberikan dukungan kepada Fergie. "Tidak pernah ada pertemuan antara dewan klub. Tidak pernah. Dia tahu apa yang harus dilakukan," cerita Charlton dilansir Sky Sports, Senin (7/11/2011).
Kini, 25 tahun sudah Fergie membesut Setan Merah. Manajemen klub menghormati jasanya dengan cara mengganti nama North Stand, menjadi Sir Alex Ferguson Stand. Charlton pun memuji kinerja mantan arsitek Aberdeen itu.
"Anda bisa melihat kedewasaan para pemain dan kita tahu hanya butuh kesabaran. Sebab, kami sadar dia adalah sosok yang tepat untuk pekerjaan itu. Kami menjalani klub ini, tapi berdampingan dengannya. Dia sangat jenius. Sangat jenius sekali," tandasnya.
Top 10 Gelandang Terbaik Sepanjang Masa
Top 10 Gelandang Terbaik Sepanjang Masa. Dalam Dunia sepak bola, yang paling menentukan adalah sektor Gelandang, karena Gelandanglah yang mengatur serangan dalam sepak Bola. Jika Gelandang Jelek, Otomatis Tim juga bermain jelek. Di bawah ini daftar 10 Gelandang Terbaik sepanjang masa. Mungkin tidak pantas jika dikatakan sepanjang masa, karena di kemudian hari pasti ada lagi Gelandang bertalenta tinggi yang akan hadir.
Inilah salah satu dari dua pemegang gelar Pemain Terbaik Dunia tiga kali, disamping Ronaldo. Pada penampilan debutnya bersama Prancis, ia mencetak dua gol ke gawang Republik Ceko pada 1994. Namun, baru empat tahun kemudian ia menjadi legenda hidup dengan dua gol di final versus Brasil. Pernah memegang rekor transfer termahal ia diboyong oleh Real Madrid pada tahun Pada 2001, dengan rekor transfer termahal senilai 46,7 juta poundsterling (Rp 782,5 miliar)
Peraih gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA 1987 dan 1989, ia mampu bermain di berbagai posisi. Ia turut bermain dalam pasukan Belanda yang memenangkan Euro 1988, sekaligus Piala Dunia 1990. Kedatangannya di Milan mampu mengangkat klubnya untuk memenangkan mahkota Serie A Italia untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun terakhir.
Siapa yang tak mengenal Il Codino? Ia adalah pemain paling populer sepanjang 1990-an dan awal 2000, dan hingga kini merupakan satu-satunya pemain Italia yang mampu mencetak gol pada tiga Piala Dunia. Pada Piala Dunia 1994, ia berkali-kali menjadi juru selamat Italia, dan membuka jalan ke final. Sayang tendangan penaltinya yang melenceng di final membuat Italia gagal menjadi juara untuk yang keempat kalinya.
Di mata Pele, Zico adalah pemain yang bisa disejajarkan dengan dirinya. Tak heran jika ia dijuluki "Pele Putih". Meski dikaruniai bakat yang luar biasa dan sering diakui sebagai pemain terbaik dunia pada awal 80-an, ia tidak pernah memenangkan Piala Dunia. Padahal, ia mencetak 66 gol dari 88 pertandingan untuk Brasil, dan tampil di Piala Dunia empat kali, yaitu pada 1978, 1982 dan 1986 World Cups, dengan tim 1982 banyak diakui sebagai yang paling hebat dalam sejarah Brasil, selain tim 1970.
Dunia mengenalnya sebagai salah satu spesialis tendangan bebas terbaik sepanjang sejarah, selain juga pengumpan yang handal. Di negara asalnya, tak diragukan lagi, ia adalah gelandang terbaik Prancis. Sepak terjangnya di lapangan hijau bahkan mampu membuat Zidane terlihat kecil. Dan itulah yang dikatakan Zidane tentang bintang pujaannya, "Saat saya kecil, saya selalu memilih untuk bermain sebagai Platini bersama teman-teman."
Cruyff adalah pemegang gelar Pemain Terbaik Eropa tiga kali, rekor yang dibaginya bersama Platini dan Marco van Basten. Pada 1999, ia terpilih sebagai Pemain Terbaik Eropa Abad Ini versi IFFHS, dan hanya kalah oleh Pele di kategori Pemain Terbaik Dunia Abad ini. Selain dikenal karena sebagai penganut Total Football nomor satu, ia merupakan pemain yang sangat tenang menghadapi saat-saat sulit.
Kebengalannya tidak lantas membuat orang menutup mata atas bakat yang dimilikinya. Pada 2000 ia berbagi mahkota Pemain Terbaik Abad Ini versi FIFA bersama Pele, setelah sebelumnya menduduki tempat teratas pada polling online FIFA tentang Pemain Terbaik Abad ke-20. Meski "Gol Tangan Tuhan"-nya banyak menimbulkan kontroversi, siapa yang mampu melupakan gol-nya yang ditembakkan dari jarak 60 meter melawan Inggris di perempat-final Piala Dunia 1986? Bahkan Platini pernah berkata, "Apa yang bisa dilakukan oleh Zidane dengan bola, Maradona mampu melakukannya dengan sebuah jeruk."
Lionel Messi
Lionel Andrés Messi (lahir 24 Juni 1987 di Rosario, Argentina) adalah pemain sepak bola yang kini bermain untuk FC Barcelona dan Argentina sebagai striker atau pemain sayap. Dianggap salah satu pemain sepakbola terbaik dari generasinya, Messi menerima beberapa Ballon d'Or dan FIFA World Player nominasi Tahun pada usia 21, dan menang pada tahun 2009 dan 2010 Gaya bermain dan kemampuannya telah menarik perbandingan dengan Diego Maradona, yang sendiri menyatakan Messi sebagai "pengganti" nya. Messi mulai bermain sepakbola pada usia muda dan potensi dengan cepat diidentifikasi oleh Barcelona. Dia meninggalkan tim muda Old Boys Rosario berbasis Newell yang pada tahun 2000 dan pindah dengan keluarganya ke Eropa, seperti Barcelona menawarkan pengobatan untuk kekurangan hormon pertumbuhannya. Membuat debutnya di musim 2004-05, dia memecahkan rekor timnya untuk pemain termuda yang mencetak gol liga. Mayor kehormatan segera diikuti ketika Barcelona memenangkan La Liga di musim debutnya Messi, dan memenangkan ganda liga dan Liga Champions pada tahun 2006. Musim terobosan di musim 2006-07, ia menjadi tim pertama biasa, mencetak hat-trick di El Clásico dan selesai dengan 14 gol dalam 26 pertandingan liga. Messi kemudian memiliki musim paling sukses dalam karirnya bermain, musim 2008-09, di mana ia mencetak 38 gol untuk memainkan bagian integral dalam kampanye treble-menang. Musim ini memecahkan rekor kemudian dikalahkan dalam kampanye 2009-10 berikut, di mana Messi mencetak 47 gol di semua kompetisi, menyamai total rekor Ronaldo untuk Barcelona. Ia melampaui rekor ini lagi di musim 2010-11 dengan 53 gol di semua kompetisi. Messi telah memenangkan lima gelar La Liga, tiga gelar Liga Champions, mencetak gol di dua final tersebut, melawan Manchester United di kedua 2009 dan 2011. Dia tidak ada di lapangan saat Barcelona mengalahkan Arsenal pada 2006, tetapi menerima medali pemenang dari turnamen. Setelah mencetak 12 gol di [Liga Champions UEFA 2010–11[|Liga Champions 2010-11]], Messi menjadi pemain ketiga hanya (setelah Gerd Muller dan Jean-Pierre Papin) ke atas-skor dalam kampanye tiga Piala Klub Eropa Juara berturut-turut '. Namun, Messi adalah yang pertama untuk memenangkan gelar Liga Champions pencetak gol terbanyak selama tiga tahun berturut-turut setelah Liga Champions berubah format pada tahun 1992. Messi adalah pencetak gol terbanyak World Youth Championship FIFA 2005 dengan enam gol, termasuk dua di pertandingan final. Tak lama kemudian, ia menjadi anggota tim senior mapan internasional Argentina. Pada tahun 2006, ia menjadi termuda Argentina untuk bermain di Piala Dunia FIFA dan dia memenangkan medali runner-up di turnamen Copa América tahun berikutnya. Pada tahun 2008, di Beijing, ia memenangkan kehormatan internasional pertamanya, medali emas Olimpiade, dengan tim sepak bola
Profil Xavier Hernández Creus
Xavier Hernández Creus (lahir di Terrassa, Spanyol, 25 Januari 1980; umur 32 tahun) adalah pesepak bola Spanyol. Nama pendeknya adalah Xavi. Ia bermain untuk FC Barcelona dan sudah 83 kali membela Spanyol. Ia berposisi di tengah. Ia bernomor punggung 6. Dia berhasil membawa tim nasional Spanyol menjuarai Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia FIFA 2010. Xavi juga mendapat gelar pemain terbaik dalam kejuaraan Piala Eropa 2008.
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Nama lengkap | Xavier Hernández i Creus | ||
Tanggal lahir | 25 Januari 1980 (umur 32) | ||
Tempat lahir | Terrassa, Barcelona, Spanyol | ||
Tinggi | 1.70 m (5 ft 7 in)[1] | ||
Posisi bermain | Gelandang | ||
Informasi klub | |||
Klub saat ini | Barcelona | ||
Nomor | 6 | ||
Karier junior | |||
1991–1997 | Barcelona | ||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil | (Gol) |
1997–2000 | Barcelona B | 61 | (4) |
1998–kini | Barcelona | 398 | (43) |
Tim nasional‡ | |||
1997 | Spanyol U-17 | 10 | (2) |
1997–1998 | Spanyol U-18 | 10 | (0) |
1999 | Spanyol U-20 | 6 | (2) |
1998–2001 | Spanyol U-21 | 25 | (7) |
2000 | Spanyol U-23 | 6 | (2) |
2000–kini | Spanyol | 107 | (10) |
2000–kini | Katalonia | 8 | (2) |
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik dan akurat per 11 Desember 2011. ‡ Penampilan dan gol di tim nasional akurat per 16 November 2011 |
piala
Tahun | Div. | Prt. | Man | M | S | K | MG | KG | P | Piala Raja | Eropa | Pertandingan Lain | Pelatih | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1997/98 | D1 | 1 | 38 | 23 | 5 | 10 | 78 | 56 | 74 | winner | LCE | PG | Louis van Gaal | ||||
1998/99 | D1 | 1 | 38 | 24 | 7 | 7 | 87 | 43 | 79 | LCE | group stage | Louis van Gaal | |||||
1999/00 | D1 | 2 | 38 | 19 | 7 | 12 | 70 | 46 | 64 | LCE | semi-final | Louis van Gaal | |||||
2000/01 | D1 | 4 | 38 | 17 | 12 | 9 | 80 | 57 | 63 | UC | semi-final | Llorenç Serra Ferrer | |||||
2001/02 | D1 | 4 | 38 | 18 | 10 | 10 | 65 | 37 | 64 | LCE | semi-final | Carles Rexach | |||||
2002/03 | D1 | 6 | 38 | 15 | 11 | 12 | 63 | 47 | 56 | LCE | quarter-final | Rexach, v. Gaal & R. Antić | |||||
2003/04 | D1 | 2 | 38 | 21 | 9 | 8 | 63 | 39 | 72 | PU | 4th round | Frank Rijkaard | |||||
2004/05 | D1 | 1 | 38 | 25 | 9 | 4 | 73 | 29 | 84 | 2nd round | LCE | last 16 | Frank Rijkaard | ||||
2005/06 | D1 | 1 | 38 | 25 | 7 | 6 | 80 | 35 | 82 | quarter-final | LCE | winner | SSC | Frank Rijkaard | |||
2006/07 | D1 | 2 | 38 | 22 | 10 | 6 | 78 | 33 | 76 | semi-final | LCE | last 16 | PSS | PSE | KDK | Frank Rijkaard | |
2007/08 | D1 | LCE | Frank Rijkaard | ||||||||||||||
2008-09 | 1D | 1 | 35 | 27 | 5 | 3 | 103 | 31 | 86 | Juara | UCL | Josep Guardiola |
Era saat ini (2000—sekarang)
Beberapa bulan usai meraih gelar Eropa kedelapannya, Real Madrid memilih presiden yang baru pada Juli 2000 dan yang terpilih adalah pengusaha Spanyol, Florentino Pérez.[19] Dalam kampanyenya ia berjanji untuk menghapus utang klub dan memodernisasi fasilitas klub. Namun janji utamanya yang mendorong Pérez kepada kemenangan saat pemilihan adalah pembelian Luís Figo dari seteru abadi Madrid, yaitu Barcelona.[20] Tahun berikutnya, klub membangun kamp pelatihan yang baru dan menggunakan uang yang mereka dapat dari tahun sebelumnya untuk memulai perekrutan pemain bintang—yang oleh jurnalis Spanyol disebut sebagai "Los Galácticos"—dengan mengontrak pemain-pemain seperti Zinédine Zidane, Ronaldo, Luís Figo, Roberto Carlos, Raúl González, dan David Beckham. Sempat menjadi perdebatan ketika pemain-pemain yang dibeli oleh Perez gagal menunjang prestasi klub, namun berhasil tertutupi oleh gelar Liga Champions kesembilan Madrid pada tahun 2002 yang disusul gelar Piala Interkontinental pada tahun yang sama dan diakhiri gelar La Liga pada tahun 2003. Namun sejak 2003 sampai 2006, sekalipun diisi barisan pemain bintang, klub gagal meraih satupun piala.[21]
Ramón Calderón kemudian terpilih sebagai presiden klub pada 2 Juli 2006 dan kemudian ia mengangkat Fabio Capello sebagai pelatih baru dan Predrag Mijatović sebagai direktur sepak bola yang baru. Real Madrid memenangkan gelar La Liga pada tahun 2007 untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Tetapi hanya beberapa saat usai memenangi gelar tersebut, Capello langsung dipecat.[22] Pada musim 2007—2008, Real Madrid memenangkan liga domestik ke-31 kalinya di bawah asuhan pelatih Jerman, Bernd Schuster.[23] Pada tanggal 1 Juni 2009, Florentino Pérez kembali menjadi presiden Real Madrid dan bertahan sampai saat ini.[24][25] Pérez melanjutkan tradisinya mengontrak pemain bintang dengan membeli Kaká dari AC Milan[26] dan kemudian membeli Cristiano Ronaldo dari Manchester United yang memecahkan rekor transfer dengan harga 80 juta pound sterling.
Prestasi
- Liga Champions UEFA: 4
- Piala UEFA: 4
- 1958 FC Barcelona 6 - 0 London XI; London XI 2 - 2 FC Barcelona
- 1960 FC Barcelona 4 - 1 Birmingham City; Birmingham City F.C. 0 - 0 FC Barcelona
- 1966 Real Zaragoza 2 - 4 FC Barcelona; FC Barcelona 0 - 1 Real Zaragoza
- 1971 FC Barcelona 2 - 1 Leeds United
- Piala Super Eropa: 4
- 1992 Werder Bremen 1 - 1 FC Barcelona; FC Barcelona 2 - 1 Werder Bremen
- 1997 FC Barcelona 2 - 0 Borussia Dortmund; Borussia Dortmund 1 - 1 FC Barcelona
- 2009 FC Barcelona 1 - 0 FC Shakhtar Donetsk
- 2011 FC Barcelona 2 - 0 FC Porto
- Piala Winners: 4
- 1979 FC Barcelona 4 - 3 Fortuna Düsseldorf
- 1982 FC Barcelona 2 - 1 Standard de Liège
- 1989 FC Barcelona 2 - 0 Sampdoria
- 1997 FC Barcelona 1 - 0 Paris Saint-Germain
- Liga Spanyol: 21
- Copa del Rey: 25
- Piala Latin: 2
- Piala Joan Gamper: 35
Era Santiago Bernabeu dan kesuksesan di Eropa (1945—1978)
Santiago Bernabéu Yeste terpilih menjadi presiden Real Madrid tahun 1943.[10][11] Di bawah kepemimpinannya, Real Madrid kemudian berhasil membangun Stadion Santiago Bernabéu dan tempat berlatih klub di Ciudad Deportiva yang sebelumnya sempat rusak akibat Perang Saudara Spanyol. Pada 1953, Bernabeu kemudian mulai membangun tim dengan cara mendatangkan pemain-pemain asing, salah satunya adalah Alfredo Di Stéfano.[12]
Pada tahun 1955, berdasar dari ide yang diusulkan oleh jurnalis olahraga Perancis dan editor dari L'Equipe, Gabriel Hanot, Bernabéu, Bedrignan, dan Gusztáv Sebes menciptakan sebuah turnamen sepak bola percobaan dengan mengundang klub-klub terbaik dari seluruh daratan Eropa. Turnamen ini kemudian menjadi dasar dari Liga Champions UEFA yang berlangsung saat ini.[13] Di bawah bimbingan Bernabéu, Real Madrid memantapkan dirinya sebagai kekuatan utama dalam sepak bola, baik di Spanyol maupun di Eropa. Real Madrid memenangkan Piala Eropa lima kali berturut-turut antara tahun 1956 dan 1960, di antaranya kemenangan 7–3 atas klub Jerman, Eintracht Frankfurt pada tahun 1960.[12] Setelah kelima berturut-turut sukses, Real secara permanen diberikan piala asli turnamen dan mendapatkan hak untuk memakai lencana kehormatan UEFA.[14] Real Madrid kemudian memenangkan Piala Eropa untuk keenam kalinya pada tahun 1966 setelah mengalahkan FK Partizan 2–1 pada pertandingan final dengan komposisi tim yang seluruhnya terdiri dari pemain berkebangsaan Spanyol, sekaligus menjadi pertama kalinya dalam sejarah pertandingan Eropa.[15] Tim ini kemudian dikenal lewat julukan "Ye-ye". Nama "Ye-ye" berasal dari "Yeah, yeah, yeah" chorus dalam lagu The Beatles berjudul "She Loves You" setelah empat anggota tim berpose untuk harian Diario Marca mengenakan wig khas The Beatles. Generasi "Ye-ye" juga berhasil menjadi juara kedua Piala Champions pada tahun 1962 dan 1964.[15]
Pada 1970-an, Real Madrid memenangi kejuaraan liga sebanyak 5 kali disertai 3 kali juara Piala Spanyol.[16] Madrid kemudian bermain pada final Piala Winners UEFA pertamanya pada tahun 1971 dan kalah dengan skor 1–2 dari klub Inggris, Chelsea.[17] Pada tanggal 2 Juli 1978, presiden klub Santiago Bernabéu meninggal ketika Piala Dunia FIFA sedang berlangsung di Argentina. FIFA kemudian menetapkan tiga hari berkabung untuk menghormati dirinya selama turnamen berlangsung.[18] Tahun berikutnya, klub mengadakan Kejuaraan Trofi Santiago Bernabéu sebagai bentuk penghormatan pada mantan presidennya tersebut.
Sponsor Barcelona
Barça dikenal selalu menolak memasang logo sponsor pada seragam sepak bolanya karena Barca dianggap sebagai simbol Katalonia, dan segala macam tawaran sponsor yang "bersifat mengganggu" akan ditolak. Meskipun begitu, tim bola basket Barca diizinkan memasang logo sponsor pada seragamnya. Pada 7 September 2006, klub mengumumkan kesepakatan 5 tahun dengan UNICEF yang mengizinkan logo UNICEF untuk ditempatkan di kaos. Barcelona kemudian akan menyumbangkan 0,7% dari total pendapatan per tahun kepada UNICEF selama lima tahun.
Mengawali musim 2011-12, klub Katalan ini meninggalkan tradisinya yang enggan memasang sponsor di kostum. Mereka akan memakai nama Qatar Foundation yang dicantumkan di bagian depan kaus pemain. Sementara kerjasama dengan Unicef tetap berjalan.